Proposal Biografi Abdul Kadir ceh To'et (1925-2004)
A.
Latar
Belakang Masalah
Pengetahuan dan wawasan luas menjadi tolak ukur
seseorang dipandang sebagai orang yang pintar. Untuk dikenal sebagai negara
yang maju, masyarakat Indonesia harus memiliki pengetahuan dan wawasan yang
luas supaya tidak tertinggal dari kemajuan zaman yang setiap harinya terus
berkembang. Membaca merupakan salah satu pintu upaya untuk membuka dunia
pengetahuan. Oleh karena itu, membaca perlu dibiasakan agar mendapatkan
berbagai informasi dari belahan dunia yang setiap harinya selalu berubah dan
berkembang.
Manusia dalam proses sejarah selalu menempatkan
dirinya sebagai objek sekaligus subjek sejarah. Sejarah dalam arti objektif
menunjuk kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, adalah proses sejarah
dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi tidak dapat diulang lagi.
Keseluruhan proses itu berlangsung terlepas dari subjek manapun; jadi, objektif
berarti tidak memuat unsur-unsur subjek pengamat atau pencerita.
Biografi sangat penting untuk dapat mempelajari
kisah dibalik kesuksesan hidup tokoh, perjalanan hidup seorang mulai dari dia
dilahirkan sampai dengan meninggal. Tujuan dari biografi adalah seperti mencari
hal-hal yang mengesankan dari perjalanan seseorang, mencari hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh, mencari keistimewaan dari sang tokoh, dan mencari
hal-hal yang disukai dari tokoh.
“Dalam penulisan biografi dituntut
pendekatan sinkronis, diakronis, dan komprehensif, perlu didukung data, fakta
dan referensi yang kuat untuk merekontruksi kenyataan masa lampau yang sedang
dibangun” (SP Gustami dalam Catatan Biografi Pemikiran dan Karya, 2006: x).
Peran tokoh dalam perkembangan
kebudayaan lokal sangatlah berpengaruh terhadap keberlangsungan kebudayaan
tersebut, agar tidak terkikis dan tergerus oleh arus zaman. Oleh sebab itu,
hasil karya seorang tokoh kebanyakan nilai-nilai yang mendalam, dan
kehadirannya mampu membuka ruang dialog bagi pembacanya.
Dalam tekanan era global sekarang ini, budaya tradisional
lokal mulai terkikis akibat tekanan dari budaya luar. Media massa membombardir
kehidupan kita dengan imaji-imaji yang bersifat asing dan kita pun menelannya.
Dari perkembangan masa ke masa nilai-nilai budaya lokal ini
mulai tergantikan dengan pengaruh globalisasi dan gaya masyarakat luar.
Walaupun di timpakan budaya luar masih banyak para tokoh agama, budayawan dan
politisi yang peduli terhadap hasanah budaya masyarakatnya. Salah satu tokoh
yang kritis terhadap pergesaran nilai budaya ini adalah Abdulkadir atau sering
dikenal dengan ceh To’et.
Banyak yang telah di lakukan ceh To’et dalam melestarikan khasanah budaya khususnya budaya Gayo.
Kritikan-kritikan tentang problema masyarakat digambarkan dalam bait-bait syair
maupun puisi. Ia juga mengkisahkan tentang gejolak politik yang pernah dialami
oleh masyarakat baik itu masa Pendudukan Jepang, masa kemerdekan, masa
mempertahankan kemerdekan, orde lama, orde baru serta masa reformasi ia
gambarkan dalam lantunan-lantunan indah syair-syair. Bahkan WS Rendra
menambahkan Abdulkadir atau ceh To’et
merupakan Penjaga Pintu Gerbang Terakhir kesenian tradisional Indonesia.
Ceh To’et ketika melantunkan puisinya
adalah konsekuensi dari pelantunan puisi-puisi itu sendiri. Ilhamnya akan terus
mengalir jika sudah ada diatas pentas dan membacakan puisi, dan kemudian
mendorongnya untuk melakukan gerakan-gerakan maupun bunyi-bunyian. To’et mampu
melahirkan puisi-puisi secara spontan ketika ia tengan beraksi. (LK. Ara. 2006:
50)
Ketika ceh To’et
Pentas di Jakarta dan bertemu dengan tokoh-tokoh budayawan nasional seperti WS
Rendra, Setiawan Jody, Taufik Ismail, Mochtar Lubis, tokoh perfilman Teguh
Karya, Gus Dur ( Abdurrahman Wahid). Selain itu To’et juga bersinggungan dengan
teater kondan seperti Teater Koma, Teater Kecil, Teater Populer, Teater
Mandiri. Bersama tokoh-tokoh budayawan nasional tersebut ceh To’et pernah tampil bersama. Tercatat dalam sejarah bahwa
seni,man To’et ini pernah tampil bersama Taufik Ismail di Taman Ismail Marzuki
(TIM), dan di Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Bahkan pada Tahun 2000 Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus
Dur pernah memintanya secara khusus memintanya tampil menunjukan kebolehannya
berkesenian Didong di istana Negara.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimanakah peran seorang tokoh penggiat kebudayaan
dalam menumbuh kembangkan sebuah tradisi dalam kehidupan bermasyarakat guna
untuk mencapai suatu tingkat pemahaman tentang pentingnya sebuah khasanah
leluhur dan mengadakan penelitian dengan judul “Biografi Abdul Kadir Ceh To’et (1925-2004)”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang di kemukakan di atas, yang menjadi permasalahan di dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
riwayat hidup Ceh To’et ?
2. Bagaimanakah
Peran Ceh To’et terhadap keberlangsungan kebudayaan
tradisional masyarakat Gayo?
C.
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan
permasalahan di atas, yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui bagaimana riwayat hidup Ceh To’et.
2. Untuk
menganalisis bagaimana peran Ceh
To’et terhadap keberlangsungan kebudayaan tradisional masyarakat Gayo di
Kabupaten Aceh Tengah.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat yang diharapakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat
Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
informasi terhadap khazanah ilmu pengetahuan khususnya sejarah, serta dapat memperkaya
wawasan biografi mengenai Ceh To’et.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi
Pembaca
Hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan untuk memabangkitkan kesadaran
masyarakat Kabupaten Aceh Tengah agar menghargai serta mengetahui peran ceh To’et dalam menjaga serta memilihara
kebudayaan masyarakat Gayo Khususnya Kabupaten Aceh Tengah.
b. Bagi
Masyarakat
Sebagai
sumber informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat Takengon mengenai
seniman Ceh To’et dan aktifitasnya.
c. Bagi
Pemerintah Daerah
Penelitian
ini juga diharapkan dapat membuat kesadaran kepada Instansi atau Lembaga
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah agar mengenang dan memberikan suatu
penghargaan baik itu moral maupun inmateril kepada Ceh To’et.
E.
Anggapan
Dasar dan Hipotesis Penelitian
1. Anggapan
Dasar Penelitian
Anggapan dasar atau
asumsi adalah sebuah titik tolak pemikiran yang di jadikan pijakan berfikir dan
bertindak dalam pelaksanaan penelitian, adapun yang menjadi anggapan dasar dari
penelitian ini adalah “Ceh To’et adalah salah seorang budayawan yang memberikan
peran yang besar terhadap perkembangan budaya di kabupaten Aceh Tengah”.
2. Hipotesis
Penelitian
Ceh To’et dalam menjaga
dan mengembangkan kebudayaan masyarakat Gayo sangat besar perannya.
Adapun yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini adalah ceh
To’et merupakan seorang tokoh yang berpengaruh besar terhadap tataran
nilai-nilai tradisional masyarakat Gayo dan sangat dikenal oleh masyarakat
Kabupaten Aceh Tengah.
F.
Defenisi
Istilah
Untuk memperjelas dan
membatasi masalah guna menghindari salah pengertian dalam penelitian ini, maka
perlu adanya defenisi istilah yang digunakan dalam judul “Biografi Abdulkadir Ceh To’et”.
1. Biografi
Biografi dapat diartikan sebagai riwayat hidup seseorang. Biografi dapat
berupa beberapa baris kalimat saja, namun juga dapat berupa lebih dari satu
buku. Perbedaannya adalah biografi singkat hanya memaparkan fakta-fakta dari
kehidupan seseorang dan peran pentingnya, sementara biografi yang panjang
meliputi informasi-informasi penting, namun dikisahkan dengan lebih mendetail
dan tentunya dituliskan dengan gaya bercerita yang baik (Silitonga, 2011:7)
2. Abdulkadir
Ceh To’et
Adalah nama tokoh yang
di teliti dalam penulisan biografi ini. To’et berasal dari penyebutan dari
kebiasaan masyarakat Gayo untuk memberikan sebuah julukan kepada seseorang. Nama
To’et di ambil semasa Abdulkadir kecil berjualan tembakau, untuk menarik
perhatian para pelanggan beliau menggunakan sebuah alat yakni terompet tangan
yang mempunyai suara khas. Suara khas yang berbunyi eok eok eok di pelintirkan menjadi To’et, ini lah menjada awal
penyebutan nama To’et. Bahkan orang lebih mengenal beliau dengan nama To’et
ketimbang nama lahir sampai akhir hayatnya.
3. Peran
Di dalam kamus besar
bahasa Indonesia, peran diartikan sebagai seperangkat tingkat yang diharapkan
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan peran adalah sesuatu atau seperangkat tingkat yang dimiliki
orang atau kelompok yang berkedudukan dalam sebuah lembaga atau institusi.
4. Budaya
Budaya adalah sebuah proses pemaknaan
dunia yang dilakukan oleh manusia. Artinya, kegiatan berbudayaan adalah sebuah kegiatan manusia
dalam menciptakan makna yang merujuk pada realitas yang lain daripada
pengalaman sehari-hari.
G.
Tinjauan
Pustaka
a.
Konsep
Biografi
Biografi
berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios
yang berarti hidup, dan graphien yang
berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan
seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah
riwayat hidup seseorang (http://kolombiografi. blogspot.com/2009/12/pengertian-biografi-serta-cara-menulis.html).
Dalam
ilmu sejarah, biografi secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah
riwayat hidup seseorang. Biografi dapat berbentuk beberapa baris kalimat saja,
namun juga dapat berupa lebih dari satu buku. Perbedaannya adalah, biografi
singkat hanya memaparkan tentang fakta-fakta dari kehidupan seseorang dan peran
pentingnya, sementara biografi yang panjang meliputi informasi-informasi
penting,namun dikisahkan dengan lebih mendetail dan tentunya dituliskan dengan
gaya bercerita yang baik (Silitonga, 2011: 7).
Biografi
biasanya dapat bercerita tentang kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak
terkenal, yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, disebutkan bahwa biografi adalah riwayat hidup seseorang yang
ditulis oleh orang lain. Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, biografi adalah
kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang (Jeperson, 2009: 6).
Biografi
menganalisis dan menerangkan kejadian-kejadian dalam hidup seseorang.Melalui
biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari tindakan tertentu atau
misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan mengenai tindakan dan
perilaku hidupnya.
Biografi
memerlukan bahan-bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama dapat berupa
benda-benda seperti surat-surat, buku harian, atau kliping Koran. Sedangkan
bahan-bahan pendukung biasanya berupa biografi lain, buku-buku referensi atau
sejarah yang memaparkan peranan subjek biografi itu.
Hal-hal
yang perlu dilakukan dalam menulis sebuah biografi antara lain: (a) pilih
seseorang yang menarik perhatian anda; (b) temukan fakta-fakta utama mengenai
kehidupan orang tersebut; (c) mulailah dengan ensiklopedia dan catatan waktu;
(d) pikirkan, apa lagi yang perlu anda ketahui mengenai orang itu, bagian mana
dari hidupnya yang ingin lebih banyak anda tuliskan (http://kolom-biografi.blogspot.com/2014/01/ pengertian-biografi-serta-cara-menulis.html)
diakses pada tanggal 23 januari 2014 pukul 11.00 WIB.
Beberapa
pertanyaan yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan misanlya: (a) apa yang membuat
orang ini istimewa atau menarik; (b) dampak apa yang telah ia lakukan bagi
dunia atau orang lain; (c) atau sifat apa yang akan mungkin peneliti gunakan
untuk menggambarkan orang ini; (d) contoh apa yang dapat dilihat dari hidupnya
yang menggambarkan sifat tersebut; (e) kejadian apa yang membentuk atau
mengubah kehidupan orang itu; (f) apakah ia mampu menghadapi rintangan
tersebut; (g) apakah ia mengatasinya dengan mengambil resiko, atau dengan
keberuntungan; (h) apakah dunia akan menjadi lebih baik atau lebih buruk jika
orang ini tidak pernah hidup, bagaimana bisa dan mengapa (http://kolombiografi.blogspot.com/2009/12/pengertianbiografiserta-
cara-menulis.html).
Selain
itu, dalam buku Antologi Biografi Pengarang Sastra Indonesia dijelaskan
bahwa dalam menyusun biografi seseorang harus memuat latar belakang dari yang
ingin kita tulis antara lain:
1. Keluarga
yaitu memuat keterangan lahir, meninggal (jika sudah meninggal), istri dan
keturunan (orang tua, saudara dan anak). Pendidikan yaitu pendidikan formal dan
non formal dari tingkat dasar sampai perguruan tertinggi jika ada. Pekerjaan,
yang memberi penjelasan tentang pekerjaan, baik pekerjaan yang mendukung
kepengarangannya maupun pekerjaan yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan
kepengarangannya.
2. Karya-karya
pengarang itu yang didaftar menurut jenisnya, baik yang berupa buku maupun yang
berupa karya yang diterbitkan secara terlepas, bahkan yang masih berbentuk naskah,
karena kadang-kadang ada pengarang yang mempunyai naskah karyanya yang belum
diterbitkan sampai dia meninggal.
3. Tanggapan
para kritikus yang didaftarkan berdasarkan judul dan sumbernya, dengan tujuan
memberi keterangan kepada para pembaca tentang tanggapan orang kepada pengarang
itu. Hal itu tegantung kepada ada atau tidak adanya orang yang menanggapi
(Silitonga, 2011: 6).
Berdasarkan
sudut pandang di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa biografi merupakan
pendeskripsian hidup seseorang di masa lampau baik yang masih hidup atau yang
sudah meninggal, yang terkenal atau pun yang tidak terkenal.
Dalam
kaitannya dengan penelitian dan penulisan biografi ini, maka biografi dalam
tulisan ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan hidup Abdulkadir Ceh To’et (1925-2004).
b.
Teori
Biografi
Untuk
memahami kehidupan seorang tokoh secara utuh sebagai individu dan sekaligus
sebagai anggota masyarakat, haruslah dikaji kondisi sosial budaya yang
melatarbelakangi kehidupan tokoh tersebut. Sutherland dalam bukunya Introductory
Sociology menyatakan bahwa pada hakikatnya, kehidupan pribadi itu merupakan
abstraksi dari individu, masyarakat, serta budayanya. Ketiga aspek tersebut
mempunyai peranan saling mempengaruhi kepribadian seseorang. Sedangkan
Onghokham menyatakan bahwa silsilah, keluarga, dan orang-orang sekelilingnya
pada masa kanak-kanak sampai dengan masa dewasa mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan tokoh (Mulyanto, 1990: 7).
H. Kajian Sebelumnya
Melalui judul penelitian yang diajukan, maka landasan teoritis yang akan
dikaji yaitu tentang Biografi Abdulkadir Ceh
To’et. Menurut penelusuran yang telah dilakukan, belum ada kajian yang membahas
secara spesifik tentang Biografi Abdulkadir Ceh
To’et. Namun ada beberapa tulisan yang berkaitan tentang Abdulkadir ceh To’et.
Pada buku yang ditulis oleh Achmad Munif dan Sabiqul Khair yang berjudul
Potret Jejak Langkah Seniman Gayo (diterbitkan oleh Pusat Studi Kebijakan
Daerah), tertulis nama Abdulkadir Ceh
To’et sebagai pelaku seni didong dengan
totalitas dan pengabdian lahir dan batin.
Selanjutnya dalam buku antologi yang di tulis oleh LK. Ara dan Taufik
Ismail yang berjudul Seulawah Antologi Sastra Aceh Sekilas Pintas (diterbitkan
oleh Yayasan Nusantara) tertulis nama Ceh
To’et sebagai Penyair Tradisional seni total dan kemurnian. Dikatakan bahwa
dalam menyaksikan penampilan Ceh
To’et kita dihidangkan dengan tontonan multidimensional, suaranya yang merdu
dengan berbagai variasi ritme, menyebabkan penampilan To’et dapat disebut
sebagai tontonan musik. Lalu, ruang-ruang gerak yang diciptakannya menyebabkan
ia diikat oleh unsur-unsur tari.
Dalam buku yang di tulis Lk. Ara yang berjudul Ensiklopedi Aceh: Tari,
Musik, Teater dan Seni Rupa (diterbitkan oleh Yayasan PeNA Banda Aceh) tertulis
Ceh To’et dalam berseni banyak
mengambil tema alam, penindasan pada masa penjajahan Belanda dan Pendudukan
Jepang terhadap rakyat, keharuan terhadap penderitaan masyarakat yang kerap
menjadi objek penipuan kebijakan publik, kemiskinan, bencana alam dan lain
sebagainya. Semua itu ia simbulkan dalam lagu dan syair, yang berkias tentang
metafora hewan, tumbuh-tumbuhan, perlengkapan rumah tangga dan manusia dengan
alam sekitarnya.
Mengingat tulisan maupun penelitian tentang Abdulkadir Ceh To’et masih sangat minim, maka
peluang untuk melakukan penelitian dan penulisan Biografi Abdulkadir Ceh To’et masih terbuka lebar.
I.
Metode Penelitian
1. Pendekatan
dan Jenis Penelitian
Sesuai dengan masalah
dan tujuan yang telah ditetapkan maka pendekatan yang sesuai dengan penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif
Metode penelitian
adalah cara yang tepat untuk melakukan dengan menggunakan pemikiran secara
seksama untuk mencapai suatu tujuan Cholid Narbuko (2008: 1). Adapun metode
yang ditempuh penulis adalah metode sejarah dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. (Widyasari, 2013:40).
Metode Historis atau metode sejarah (historical
methode). Sebagaimana dikemukakan Gottschalk, metode sejarah adalah proses
menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau
(Gottschalk, 2006: 39). Sedangkan Sjamsuddin mendefinisikan metode sejarah
sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah (Sjamsuddin, 2007: 14).
Metode Historis yaitu suatu cara penelitian
dengan mempelajari fakta, peristiwa dan peninggalan sejarah di masa lalu.
(Soemanto, 2004:14-15). Metode sejarah ialah petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian sejarah (Kuntowijoyo,
2003:xix)
Menurut Ernest Bernheim didalam (Sjamsuddin dan
Ismaun, 1996: 19-20), metode sejarah memiliki 4 (empat) tahapan kerja yaitu:
1) Heuristik,
yaitu mencari, menemukan, dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah
2) Kritik, menganalisis secara kritis
sumber-sumber sejarah.
3) Aufassung, penanggapan terhadap
fakta-fakta sejarah yang dipungut dari dalam sumber-sumber sejarah.
4) Darstellung, penyajian ceritera yang
memberikan gambaran sejarah yang terjadi pada masa lampau.
2. Lokasi
Penelitian
Takengon merupakan ibu
kota kabupaten Aceh Tengah. Berada pada ketinggian antara 400-2.600 meter
diatas permukaan laut, yang 71,6 persen tertutup oleh hutan dan 9,8 persen oleh
hutan Pinus Marcusi. Di tengah-tengah daerah itu terdapat Danau Laut Tawar
dengan ukuran 17,5 x 4,5 kilometer, dengan kedalaman 200 meter. Saat ini
kondisi tersebut sudah banyak berubah. Banyak hutan-hutan yang telah ditebang
pohonnya untuk berbagai keperluan, Melalatoa dalam buku ( Piet Rusdi, 2011: 20
).
Penelitian dilaksanakan
di Kabupaten Aceh Tengah. Secara praktis penulis mengambil Kabupaten Aceh
Tengah sebagai tempat penelitian karena penulis sudah mengenal dan mengetahui
keadaan lingkungannya, adat istiadat dan pola kehidupan masyarakatnya, sehingga
dapat memudahkan penulis melakukan penelitian.
3. Teknik
pengumpulan data
Penulisan sejarah yang
berkenaan dengan analisis yang kejadiannya telah berlangsung dimasa lalu,
penelitian tentang sejarah tidak mungkin lagi mengamati kejadian yang akan di
teliti. Oleh karena itu Proses pengumpulan data yang akan penulis lakukan untuk
memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a.
Dokumentasi
b.
Metode field research (penelitian lapangan), dengan wawancara mendalam
(in-dept interview) yaitu proses percakapan dengan maksud merekonstruksikan
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi dan sebagainya. Wawancara
mendalam merupakan suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara
langsung bertatap muka dengan informan dengan maksud mendapatkan gambaran
lengkap tentang topik yang diteliti, wawancara ini dilakukan secara intensif.
Hal-hal yang diwawancarai mencakup tentang Peran Ceh Toet.
Kerangka wawancara yang akan
dilaksanakan adalah dengan mewawancarai keluarga, kerabat tokoh dan para budayawan yang mengenal To’et sebagai
narasumber dalam penelitian ini. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui latar belakang kehidupan dan pandangan
masyarakat terhadap beliau sesuai dengan rumusan masalah.
c.
Metode library research (penelitian kepustakaan), yaitu pengumpulan data
dengan menggunakan buku dengan penulisan ini yang dilakukan dengan cara membaca
dan mengkaji buku-buku, artikel dan situs website yang berkaitan dengan topik
pembahasan.
4. Teknik
Analisa Data
Data diolah dan
dianalisis dengan teknik kualitatif dengan metode sejarah. Menurut Moleong
(2012: 280) analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan
data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Secara umum langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data dan menganalisis
data penelitian Peran ceh Toet dalam perkemabangan Budaya di Kabupaten Aceh
Tengah (1945-2004) sebagai berikut:
1.
Reduksi data adalah bentuk analisis dan
menggolongkan dan membuang yang tidak perlu dan mengelompokkan data sehingga
dapat ditarik kesimpulan akhir dan melihat kembali kebenaran data.
2.
Penyajian data merupakan sekumpulan data
yang tersusun yang memberikan kemungkinan adanya kesimpulan.
3.
Penarikan kesimpulan merupakan bagian
dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh, kesimpulan dan verifikasi
dilaksanakan selama penelitian.
J.
Sistematika
Penulisan
Skripsi ini
terdiri dari lima bab dan tiap-tiap bab memuat beberapa sub bab, antara bab
pertama dan bab berikutnya saling berkaitan. Sebagai gambaran umum dalam
pembahasan skripsi ini, maka dibawah ini akan diuraikan sistematika penulisannya.
Bab
satu pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, anggapan dasar dan hipotesis penelitian dan sistematika penulisan.
Bab
dua akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang mendukung pemecahan masalah,
yang meliputi tentang riwayat hidup ceh Toet, Perannya dalam Perkembangan
Kebudayaan.
Bab
tiga berisikan metode penelitian, yang membahas tentang pendekatan, jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data dan subjek penelitian, serta teknik
pengumpulan data.
Bab
empat berisikan hasil penelitian dan pembahasan yang membahas tentang keadaan
geografis daerah penelitian, informasi dari peneliti, sejarah perjalanan hidup
Toet, perannya dalam perkembangan Budaya.
Bab
lima berisikan penutup, yang membahas tentang kesimpulan dan saran-saran,
penulisan berdasarkan pembahasan dan dilengkapi dengan lampiran, daftar pustaka
dan biodata penulisan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar